1.4.a.9. Koneksi Antar Materi - Budaya Positif
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu:
"menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya
dapat menuntun tumbuh
atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat
memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.
Dalam proses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan
namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak
tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat
memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau
karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau
kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai
perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya
(psikomotor). Sedih merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa
demikian pula Bahagia.
Guru adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya
nilai-nilai kebaikan di dalam diri murid-muridnya. Guru memiliki kesempatan
untuk mengembangkan lingkungan di mana murid berproses menumbuhkan nilai-nilai
dirinya tersebut. Dengan demikian, guru patut mengembangkan lingkungan yang
sifatnya fisik (ekstrinsik) dan yang sifatnya psikis (intrinsik).
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu:
"menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya
dapat menuntun tumbuh
atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat
memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.
Dalam proses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan
namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak
tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat
memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau
karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau
kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai
perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya
(psikomotor). Sedih merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa
demikian pula Bahagia.
Guru adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya
nilai-nilai kebaikan di dalam diri murid-muridnya. Guru memiliki kesempatan
untuk mengembangkan lingkungan di mana murid berproses menumbuhkan nilai-nilai
dirinya tersebut. Dengan demikian, guru patut mengembangkan lingkungan yang
sifatnya fisik (ekstrinsik) dan yang sifatnya psikis (intrinsik).
0 komentar:
Posting Komentar